Senin, 27 Februari 2012

Sejarah jaringan peer to peer


Sejarah Singkat P2P
Tahun   1979,  Usenet,   sebuah   aplikasi   terdistribusi   (baca:   tidak   tersentralisasi/
distributed) yang dibuat oleh  Tom Truscott  dan  Jim Ellis,  lahir di Amerika Serikat.
Aplikasi ini umumnya melayani penggunanya dengan newsgroup. Pada tahun-tahun itu,
dunia  belum mengenal  dan mampu  menikmati   layanan   internet   sebaik dan  secepat
seperti   saat   ini.   Umumnya,   berkas-berkas   yang   berada   di   dalam  komputer  milik
pengguna usenet dipertukarkan dalam bentuk batch files  (berkas yang berisi data yang
diproses atau ditransmisikan mulai  dari  awal  hingga akhir).  Biasanya,  para pengguna
Tugas Jaringan Komputer : P2P 2saat itu saling bertukar data di malam hari yang larut. Itu adalah waktu di sebuah negara
besar  ketika  jalur   telepon untuk SLJJ  (sambungan  langsung  jarak  jauh)  sedang sepi.
Akibatnya, tidak ada cara yang efektif untuk membuat fungsi aplikasi ini menjadi tidak
terdistribusi. Dengan kata lain, aplikasi ini tetap menjadi aplikasi yang tidak memiliki
pusat kendali (server). Bahkan hingga hari ini.
Aplikasi  P2P generasi  awal   lain yang  sukses  dan populer  adalah  FidoNet.  Laiknya
Usenet,  FidoNet   juga  digunakan   secara   terdistribusi.  Aplikasi   ini   dibuat  oleh  Tom
Jennings  pada   tahun   1984   sebagai   cara   untuk   bertukar   pesan   diantara   pengguna-
penggunanya yang memiliki BBS (Bulletin Board System) yang berbeda.
Baik Usenet  maupun FidoNet  dapat  menjadi  contoh betapa hebatnya  teknologi  P2P.
Sampai  detik  ini,  keduanya  masih  lestari.  Uniknya,   sekarang keduanya   sudah  tidak
sendiri lagi. “Cucu-cucu” mereka sudah lahir dan ikut menggebrak dunia maya.  Sebut
saja Gnutella, Kazaa, Napster, dsb.
3. Pengertian P2P
Jaringan   komputer   P2P   termasuk   sebuah   cabang  (subset)  dari   bidang   komputasi
terdistribusi. Namun  komputasi terdistribusi sendiri bukanlah cabang dari P2P. Sebutan
“peer-to-peer” mengisyaratkan sebuah hubungan kesetaraan (egalitarian relationship)
diantara para  peer  (baca:  pengguna satu dengan yang  lainnya).  Dan yang  terpenting,
hubungan ini haruslah menghasilkan interaksi langsung antara komputer pengguna yang
satu   dengan   komputer   pengguna   lainnya.   Tanpa   embel-embel   ada   komputer   yang
berstatus sebagai client dan berstatus sebagai server.
Secara teknis, jaringan P2P (peer-to-peer) adalah sebuah jaringan yang memungkinkan
semua komputer dalam lingkungannya bertindak/berstatus sebagai server yang memiliki
kemampuan  untuk  mendistribusikan   sekaligus  menerima  berkas-berkas   atau  sumber
Tugas Jaringan Komputer : P2P 3daya (resource) yang ada dalam komputer mereka ke komputer lainnya.
Jaringan bertipe ini sangat banyak dijumpai di kantor-kantor yang tidak membutuhkan
sebuah sentral pengaturan laiknya jaringan client-server. Di internet, jaringan P2P hidup
dan berkembang melalui aplikasi-aplikasi populer seperti Napster dan Gnutella.
4. Klasifikasi  P2P
Berdasarkan tingkat/derajat sentralisasinya, jaringan P2P terbagi ke dalam 2 tipe, yakni:
1. P2P Murni (Pure P2P), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Masing-masing peer berstatus setara (egaliter), setiap peer berstatus sebagai
client juga server.
Tidak ada server pusat yang mengatur jaringan.
Tidak ada router yang menjadi pusat jaringan.
1. P2P Hybrid (Hybrid P2P), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Mempunyai  server  pusat   yang  memantau   dan  menjaga   informasi   yang
berada di   setiap  peer  sekaligus  merespon  peer  ketika ada yang meminta
informasi itu.
Setiap peer bertanggung jawab untuk menyediakan resource yang tersedia.
Hal ini terjadi karena server pusat tentu diatur sedemikian rupa untuk tidak
memilikinya.  Selain  itu,  hal   ini   juga dilakukan agar  server  pusat   tersebut
dapat  mengetahui  resource  apa   saja   yang   akan  didistribusikan  di  dalam
jaringan.
Ada router yang menjadi pusat  jaringan.
5. Manfaat P2P
Tugas Jaringan Komputer : P2P 4Tujuan utama dari jaringan P2P adalah agar semua peer  dapat menyediakan sekaligus
memanfaatkan  resource  komputer,   termasuk  bandwith,   media   penyimpanan,   dan
kemampuan komputasi yang ada di dalam jaringan tersebut. Dengan demikian,  ketika
node-node (komputer-komputer) telah banyak terhubung dan terjadi banyak permintaan
terhadap sistem, kapasitas total yang dimiliki oleh sistem juga akan meningkat. Hal ini
merupakan kontraproduktif dengan apa yang terjadi  pada sistem client-server.  Dalam
sistem  client-server,   bertambahnya  client  justru   dapat  menyebabkan  melambatnya
transfer data di dalam sistem.
Sifat   terdistribusi   yang   dimiliki   oleh   jaringan   P2P   ini   juga   dapat  meningkatkan
kestabilan/kekokohan (robustness) sistem dari kemungkinan kegagalan (system failure).
Kestabilan ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya replikasi/penggandaan data
yang  terjadi  di  antara para pengguna  (peer).  Kedua,  dengan memanfaatkan  resource
komputer  peer  itu   sendiri   untuk  mencari   data   yang   ada   di   dalam  jaringan   tanpa
mengandalkan satu resource komputer server saja.
6. Topologi Jaringan P2P
Shuman   Ghosemajumder   dalam makalahnya   yang   berjudul  Advanced   Peer-Based
Technology  Business  Models  yang   diterbitkan   pada   tahun   2002  membagi   topologi
jaringan P2P ke dalam 2 tipe. Berikut tipe-tipe tersebut:
1. Centralized Model
Model   ini  adalah model  yang digunakan oleh Napster.  Semua  peer  (pengguna) akan
terhubung   ke   satu   atau   sekelompok   (cluster)  server.  Server  ini   berfungsi   untuk
memfasilitasi  (baca: sebagai  mediator) hubungan antara  peer  dalam jaringan tersebut.
Server tersebut dapat memainkan satu, dua atau ketiga peran berikut ini:
Discovery. Server yang memainkan peran ini akan meyimpan informasi tentang
Tugas Jaringan Komputer : P2P 5user  yang sedang terhubung ke dalam sistem sekaligus memungkinkan semua
user untuk mengetahui bagaimana cara menghubungi user tertentu yang sedang
berada di dalam jaringan.
Lookup.   Server   dengan   peran   lookup  memiliki   kemampuan  server  dengan
peran   discovery.  Hanya   saja,  server  ini   juga   akan  menyediakan  mekanisme
pencarian yang tersentralisasi.
Content   Delivery.   Dalam  peran   ini,  peer  akan  meng-upload  semua   atau
beberapa data (content) milik  mereka ke  server  pusat.  Dengan cara ini,  proses
transfer data menjadi relatif lebih cepat ketimbang dengan kedua model peran
sebelumnya. Dengan beberapa pertimbangan keadaan tentunya.
Gambar topologi model tersentralisasi dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1: Model P2P tersentralisasi
Model ini membutuhkan sebuah atau beberapa server yang digunakan untuk melakukan
beberapa tugas atau fungsi tertentu
2. Decentralized Model
Model ini akan membuat semua peer memiliki status dan fitur yang sama dalam sebuah
jaringan. Jadi, tidak akan ada server atau client  di dalamnya. Contoh aplikasinya adalah
Freenet.  Dalam model   terdesentralisasi,   seorang  peer  tidak   akan dapat  mengetahui
Tugas Jaringan Komputer : P2P 6jumlah peer lainnya yang sedang terhubung di dalam jaringan. Selain itu, seorang peer
juga tidak akan dapat mengetahui alamat dari  peer  lain yang akan dihubunginya.  Satu
lagi  kekurangan model   ini   adalah bahwa  peer  tidak dapat  mengetahui   isi   (content)
komputer milik peer lainnya yang sedang tersedia dalam jaringan.
Meskipun begitu, model desentralisasi juga memiliki kelebihan. Diantaranya berkaitan
dengan masalah keamanan, baik itu dilihat dari segi teknologi maupun hukum hak cipta.
Dari   segi   teknologi,  model   desentralisasi  menguntungkan   karena   akan   lepas   dari
kemungkinan satu serangan  tunggal  yang dapat  mematikan  jaringan.  Sedangkan dari
segi hukum hak cipta, meskipun masih menyisakan bias, model ini relatif lebih bebas
dari   jerat   undang-undang   hak   cipta   karena  content  yang   tersebar   dalam  jaringan
merupakan data yang hendak saling dipertukarkan. Bukan untuk dijual atau dibajak.
7. Kesimpulan
Tugas Jaringan Komputer : P2P 7Dari  uraian di  atas kita dapat  mengambil  beberapa poin sebagai  kesimpulan.  Berikut
poin-poin tersebut:
Teknologi  P2P masih  akan  terus  berkembang  selaras   dengan  perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.
Semakin besar jumlah user yang menjadi peer dalam sebuah jaringan P2P maka
akan semakin bagus pula jaringan tersebut. Baik jika dilihat dari sisi teknologi
maupun sosial.
Berdasarkan derajat   sentralisasinya,  P2P  terbagi  ke dalam dua bagian,  yakni;
P2P Mmurni dan P2P Hybrid.
Berdasarkan  topologinya,  P2P  terbagi  ke  dalam dua  bagian,  yakni;   topologi
model tersentralisasi, dan model terdesentralisasi.
Masing-masing   kategori   P2P   memiliki   kelemahan   dan   kelebihan   masing-
masing. User dapat memilih kategori mana yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya.
Keberadaan  jaringan P2P masih  sering menimbulkan  konflik dalam hal  hak
cipta   suatu karya   intelektual.  Terutama  dalam dunia   industri  hiburan  seperti
musik, TV dan film.