Sejarah Singkat P2P
Tahun 1979, Usenet,
sebuah aplikasi terdistribusi (baca:
tidak tersentralisasi/
distributed) yang dibuat oleh Tom Truscott
dan Jim Ellis, lahir di Amerika Serikat.
Aplikasi ini umumnya melayani penggunanya dengan newsgroup.
Pada tahun-tahun itu,
dunia belum
mengenal dan mampu menikmati
layanan internet sebaik dan
secepat
seperti saat ini.
Umumnya, berkas-berkas yang
berada di dalam
komputer milik
pengguna usenet dipertukarkan dalam bentuk batch files (berkas yang berisi data yang
diproses atau ditransmisikan mulai dari
awal hingga akhir). Biasanya,
para pengguna
Tugas Jaringan Komputer : P2P 2saat itu saling bertukar data
di malam hari yang larut. Itu adalah waktu di sebuah negara
besar ketika jalur
telepon untuk SLJJ
(sambungan langsung jarak
jauh) sedang sepi.
Akibatnya, tidak ada cara yang efektif untuk membuat fungsi
aplikasi ini menjadi tidak
terdistribusi. Dengan kata lain, aplikasi ini tetap menjadi
aplikasi yang tidak memiliki
pusat kendali (server). Bahkan hingga hari ini.
Aplikasi P2P
generasi awal lain yang
sukses dan populer adalah
FidoNet. Laiknya
Usenet, FidoNet juga
digunakan secara terdistribusi. Aplikasi
ini dibuat oleh
Tom
Jennings pada tahun
1984 sebagai cara
untuk bertukar pesan
diantara pengguna-
penggunanya yang memiliki BBS (Bulletin Board System) yang
berbeda.
Baik Usenet maupun
FidoNet dapat menjadi
contoh betapa hebatnya
teknologi P2P.
Sampai detik ini,
keduanya masih lestari.
Uniknya, sekarang keduanya sudah
tidak
sendiri lagi. “Cucu-cucu” mereka sudah lahir dan ikut
menggebrak dunia maya. Sebut
saja Gnutella, Kazaa, Napster, dsb.
3. Pengertian P2P
Jaringan
komputer P2P termasuk
sebuah cabang (subset)
dari bidang komputasi
terdistribusi. Namun
komputasi terdistribusi sendiri bukanlah cabang dari P2P. Sebutan
“peer-to-peer” mengisyaratkan sebuah hubungan kesetaraan
(egalitarian relationship)
diantara para
peer (baca: pengguna satu dengan yang lainnya).
Dan yang terpenting,
hubungan ini haruslah menghasilkan interaksi langsung antara
komputer pengguna yang
satu dengan komputer
pengguna lainnya. Tanpa
embel-embel ada komputer
yang
berstatus sebagai client dan berstatus sebagai server.
Secara teknis, jaringan P2P (peer-to-peer) adalah sebuah
jaringan yang memungkinkan
semua komputer dalam lingkungannya bertindak/berstatus
sebagai server yang memiliki
kemampuan untuk mendistribusikan sekaligus
menerima berkas-berkas atau
sumber
Tugas Jaringan Komputer : P2P 3daya (resource) yang ada
dalam komputer mereka ke komputer lainnya.
Jaringan bertipe ini sangat banyak dijumpai di kantor-kantor
yang tidak membutuhkan
sebuah sentral pengaturan laiknya jaringan client-server. Di
internet, jaringan P2P hidup
dan berkembang melalui aplikasi-aplikasi populer seperti
Napster dan Gnutella.
4. Klasifikasi P2P
Berdasarkan tingkat/derajat sentralisasinya, jaringan P2P
terbagi ke dalam 2 tipe, yakni:
1. P2P Murni (Pure P2P), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
➢ Masing-masing peer berstatus setara (egaliter), setiap
peer berstatus sebagai
client juga server.
➢ Tidak ada server pusat yang mengatur jaringan.
➢ Tidak ada router yang menjadi pusat jaringan.
1. P2P Hybrid (Hybrid P2P), dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
➢ Mempunyai
server pusat yang
memantau dan menjaga
informasi yang
berada di
setiap peer sekaligus
merespon peer ketika ada yang meminta
informasi itu.
➢ Setiap peer bertanggung jawab untuk menyediakan resource
yang tersedia.
Hal ini terjadi karena server pusat tentu diatur sedemikian
rupa untuk tidak
memilikinya.
Selain itu, hal
ini juga dilakukan agar server
pusat tersebut
dapat mengetahui resource
apa saja yang
akan didistribusikan di
dalam
jaringan.
➢ Ada router yang menjadi pusat jaringan.
5. Manfaat P2P
Tugas Jaringan Komputer : P2P 4Tujuan utama dari jaringan
P2P adalah agar semua peer dapat
menyediakan sekaligus
memanfaatkan resource komputer,
termasuk bandwith, media
penyimpanan, dan
kemampuan komputasi yang ada di dalam jaringan tersebut.
Dengan demikian, ketika
node-node (komputer-komputer) telah banyak terhubung dan
terjadi banyak permintaan
terhadap sistem, kapasitas total yang dimiliki oleh sistem
juga akan meningkat. Hal ini
merupakan kontraproduktif dengan apa yang terjadi pada sistem client-server. Dalam
sistem
client-server, bertambahnya client
justru dapat menyebabkan
melambatnya
transfer data di dalam sistem.
Sifat
terdistribusi yang dimiliki
oleh jaringan P2P
ini juga dapat
meningkatkan
kestabilan/kekokohan (robustness) sistem dari kemungkinan
kegagalan (system failure).
Kestabilan ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya
replikasi/penggandaan data
yang terjadi di
antara para pengguna (peer). Kedua,
dengan memanfaatkan resource
komputer peer itu
sendiri untuk mencari
data yang ada
di dalam jaringan
tanpa
mengandalkan satu resource komputer server saja.
6. Topologi Jaringan P2P
Shuman
Ghosemajumder dalam
makalahnya yang berjudul
Advanced Peer-Based
Technology
Business Models yang
diterbitkan pada tahun
2002 membagi topologi
jaringan P2P ke dalam 2 tipe. Berikut tipe-tipe tersebut:
1. Centralized Model
Model ini adalah model
yang digunakan oleh Napster.
Semua peer (pengguna) akan
terhubung ke satu
atau sekelompok (cluster)
server. Server ini
berfungsi untuk
memfasilitasi (baca:
sebagai mediator) hubungan antara peer
dalam jaringan tersebut.
Server tersebut dapat memainkan satu, dua atau ketiga peran
berikut ini:
➢ Discovery. Server yang memainkan peran ini akan meyimpan
informasi tentang
Tugas Jaringan Komputer : P2P 5user yang sedang terhubung ke dalam sistem
sekaligus memungkinkan semua
user untuk mengetahui bagaimana cara menghubungi user
tertentu yang sedang
berada di dalam jaringan.
➢ Lookup.
Server dengan peran
lookup memiliki kemampuan
server dengan
peran
discovery. Hanya saja,
server ini juga
akan menyediakan mekanisme
pencarian yang tersentralisasi.
➢ Content
Delivery. Dalam peran
ini, peer akan
meng-upload semua atau
beberapa data (content) milik mereka ke
server pusat. Dengan cara ini, proses
transfer data menjadi relatif lebih cepat ketimbang dengan
kedua model peran
sebelumnya. Dengan beberapa pertimbangan keadaan tentunya.
Gambar topologi model tersentralisasi dapat dilihat pada
gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1: Model P2P tersentralisasi
Model ini membutuhkan sebuah atau beberapa server yang
digunakan untuk melakukan
beberapa tugas atau fungsi tertentu
2. Decentralized Model
Model ini akan membuat semua peer memiliki status dan fitur
yang sama dalam sebuah
jaringan. Jadi, tidak akan ada server atau client di dalamnya. Contoh aplikasinya adalah
Freenet. Dalam
model terdesentralisasi, seorang
peer tidak akan dapat mengetahui
Tugas Jaringan Komputer : P2P 6jumlah peer lainnya yang
sedang terhubung di dalam jaringan. Selain itu, seorang peer
juga tidak akan dapat mengetahui alamat dari peer
lain yang akan dihubunginya. Satu
lagi kekurangan
model ini adalah bahwa
peer tidak dapat mengetahui
isi (content)
komputer milik peer lainnya yang sedang tersedia dalam
jaringan.
Meskipun begitu, model desentralisasi juga memiliki
kelebihan. Diantaranya berkaitan
dengan masalah keamanan, baik itu dilihat dari segi
teknologi maupun hukum hak cipta.
Dari segi teknologi,
model desentralisasi menguntungkan karena
akan lepas dari
kemungkinan satu serangan
tunggal yang dapat mematikan
jaringan. Sedangkan dari
segi hukum hak cipta, meskipun masih menyisakan bias, model
ini relatif lebih bebas
dari jerat undang-undang hak
cipta karena content
yang tersebar dalam
jaringan
merupakan data yang hendak saling dipertukarkan. Bukan untuk
dijual atau dibajak.
7. Kesimpulan
Tugas Jaringan Komputer : P2P 7Dari uraian di
atas kita dapat mengambil beberapa poin sebagai kesimpulan.
Berikut
poin-poin tersebut:
➢ Teknologi P2P
masih akan terus
berkembang selaras dengan
perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.
➢ Semakin besar jumlah user yang menjadi peer dalam sebuah
jaringan P2P maka
akan semakin bagus pula jaringan tersebut. Baik jika dilihat
dari sisi teknologi
maupun sosial.
➢ Berdasarkan derajat
sentralisasinya, P2P terbagi
ke dalam dua bagian, yakni;
P2P Mmurni dan P2P Hybrid.
➢ Berdasarkan
topologinya, P2P terbagi
ke dalam dua bagian,
yakni; topologi
model tersentralisasi, dan model terdesentralisasi.
➢ Masing-masing
kategori P2P memiliki
kelemahan dan kelebihan
masing-
masing. User dapat memilih kategori mana yang paling sesuai
dengan kebutuhan
dan kemampuannya.
➢ Keberadaan
jaringan P2P masih sering
menimbulkan konflik dalam hal hak
cipta suatu
karya intelektual. Terutama
dalam dunia industri hiburan
seperti
musik, TV dan film.